Integrasi Uptime-Kuma dengan Grafana dan Prometheus (Full Docker) Part 2 Finish

Dellave Daffa
4 min readApr 25, 2024

--

Membuat API-Key Uptime-Kuma

  1. Akses Uptime Kuma: Buka aplikasi Uptime Kuma di browser web Anda.
  2. Menuju Menu Setting: Cari dan klik opsi atau menu “Settings” (pengaturan).
  3. Klik Api Keys: Di dalam menu pengaturan, klik opsi “Api Keys” (kunci API).
APIKEY 1

4. Tambahkan API Key: Klik opsi untuk menambahkan kunci API baru.

APIKEY 2

5. Centang Don’t Expire: Mencentang kotak centang “Don’t expire” (jangan kadaluarsa).
6. Klik Generate: Klik tombol “Generate”
7. Salin API Key: Salin kunci API yang baru dibuat

Konfigurasi file prometheus.yml

  1. Tambahkan ke File prometheus.yml: Buka file konfigurasi Prometheus prometheus.yml.
  2. Tambahkan Konfigurasi: Tambahkan baris berikut di dalam konfigurasi scrape job untuk Uptime Kuma:
- job_name: 'uptime'
scrape_interval: 10s
scheme: http
static_configs:
- targets:
- 192.168.0.6:3001
basic_auth:
password: [Masukkan kunci API dari Uptime Kuma di sini]

Ganti [Masukkan kunci API dari Uptime Kuma di sini] dengan kunci API yang telah Anda salin dari Uptime Kuma.

  1. Simpan dan Konfigurasikan File: Simpan perubahan pada file prometheus.yml.
  2. Restart Prometheus: Restart layanan Prometheus agar perubahan konfigurasi diterapkan.

Dengan langkah-langkah ini, Anda telah menambahkan kunci API Uptime Kuma ke dalam konfigurasi Prometheus untuk memungkinkan Prometheus mengambil data dari Uptime Kuma dengan menggunakan autentikasi dasar.

Tambah Data Source Prometheus di Grafana

Berikut ini langkah-langkahnya:

  1. Menuju Menu Home:
    — Buka menu Home di Grafana.

2. Connections:
— Pilih opsi “Connections” dari menu.

3. Tambahkan Koneksi Baru:
— Klik opsi “Add New Connection” untuk menambahkan koneksi baru.

4. Cari Prometheus:
— Di dalam daftar sumber data yang tersedia, cari dan pilih “Prometheus”.

Mencari Data Source Prometheus

1. Isi Nama dan Connection:
— Tentukan nama yang sesuai dengan preferensi Anda.
— Masukkan alamat Prometheus ke dalam bidang “Connection”.

2. Pilihan Authentication dan TLS:
— Pilih opsi “No authentication” untuk opsi Authentication.
— Pilih opsi “Skip TLS” untuk opsi TLS.

Tambah Data Source

Lalu Save dan Test

Save dan Test Data Source

Membuat Dashboard dan Panel dari Prometheus di Grafana

  1. Create Dashboard telebih dahulu
Membuat Dashboard

2. Add Panel lalu Pilih Visualitation

3. Data Source:
— Pilih sumber data yang telah Anda buat sebelumnya.

2. Cari Metrics dengan Metric Explorer:
— Buka Metric Explorer untuk mencari metrik yang Anda butuhkan.
— Pilih metrik `monitor_response_time`.

3. Label Filter dengan monitor_name:
— Gunakan opsi label filter dan pilih label `monitor_name`.

4. Pilih Host yang akan Dimonitor:
— Pilih host yang ingin Anda monitor dengan ping.

5. Run Queries:
— Jalankan kueri untuk mendapatkan hasil.

6. Apply dan Save:
— Terapkan perubahan dengan menekan tombol “Apply”.
— Simpan konfigurasi Anda.

Tembak ke Prometheus

Hasil Akhir dan Penyesuaian Data

Integrasi Uptime-Kuma dengan Grafana dan Prometheus

Integrasi antara Uptime Kuma dan Grafana memberikan keuntungan besar karena mudahnya untuk mengelola dan menganalisis data pemantauan. Berikut adalah alasannya:

1. Antarmuka Pengguna yang Ramah: Grafana menawarkan antarmuka pengguna yang ramah dan intuitif, memudahkan pengguna untuk menavigasi dan menganalisis data dari Uptime Kuma tanpa memerlukan keterampilan teknis yang mendalam.

2. Visualisasi yang Fleksibel: Grafana menyediakan berbagai macam opsi visualisasi data, termasuk grafik, diagram batang, dan tabel, yang memungkinkan pengguna untuk memilih visualisasi yang paling cocok untuk kebutuhan analisis mereka.

3. Konfigurasi Dashboard yang Mudah: Dengan Grafana, pengguna dapat dengan mudah membuat dan mengkonfigurasi dashboard kustom yang menampilkan data pemantauan dari Uptime Kuma. Ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan tampilan data sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka.

4. Informasi yang Penting untuk Analisis Ping: Grafana memungkinkan pengguna untuk menambahkan informasi seperti minimum (min), maksimum (max), rata-rata (mean), standar deviasi (std dev), dan terakhir (last) ke dalam visualisasi data pemantauan ping. Ini penting karena:

- Min (Minimum): Memberikan informasi tentang nilai ping terendah dalam rentang waktu tertentu. Ini memberikan gambaran tentang kondisi terbaik dari jaringan atau server Anda.
Max (Maksimum): Menyajikan nilai ping tertinggi dalam rentang waktu tertentu, memberikan gambaran tentang kondisi terburuk dari jaringan atau server Anda.
Mean (Rata-rata) Memberikan gambaran tentang tingkat konsistensi ping selama periode waktu yang dianalisis.
Std Dev (Standar Deviasi): Memberikan indikasi tentang seberapa jauh data ping tersebar dari nilai rata-rata, memberikan pemahaman tentang variabilitas kualitas koneksi.
Last (Terakhir): Menunjukkan nilai ping terbaru, memberikan pemahaman tentang kondisi saat ini dari jaringan atau server Anda.

Informasi-informasi ini membantu pengguna untuk melakukan analisis yang lebih mendalam terhadap kualitas koneksi dan performa sistem.

--

--

Dellave Daffa
Dellave Daffa

Written by Dellave Daffa

I love sharing insights on cybersecurity and linux operational. I use Indonesian for cybersecurity so fellow Indonesians can join in. Let's explore together!

No responses yet